Pembahasan: Terapi Aktivitas Kelompok Garenggati
Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Pepatah ini memang terlihat sepele, tapi bermakna sangat dalam. Buktinya Anda berhasil menemukan informasi mengenai Terapi Aktivitas Kelompok yang sengaja kami hadirkan untuk sobat pembaca semuanya. Disini kita akan mengulasnyya secara lengkap dan menuliskannya dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga akan lebih mudah dalam memahaminya. Oke langsung disimak aja yuk.
Uraian Lengkap Terapi Aktivitas Kelompok
Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Terapi Aktivitas Kelompok? Mungkin anda pernah mendengar kata Terapi Aktivitas Kelompok? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, tujuan, manfaat, macam, kerangka, peran dan tahap. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama. Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar (Sharing) tujuan, misalnya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah perilaku destruktif menjadi konstruktif. Setiap kelompok mempunyai struktur dan identitas tersendiri. Kekuatan kelompok memberikan kontribusi pada anggota dan pimpinan kelompok untuk saling bertukar pengalaman dan memberi penjelasan untuk mengatasi masalah anggota kelompok. Dengan demikian kelompok dapat dijadikan sebagai wadah untuk praktek dan arena untuk uji coba kemampuan berhubungan dan berperilaku terhadap orang lain. Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok
Berikut ini adalah tujuan dari terapi aktivitas kelompok yaitu:
1. Mengembangkan stimulasi kognitif
- Tipe: biblioterapy
- Aktivitas: menggunakan artikel, sajak,puisi, buku, surat kabar untuk merangsang dan mengembangkan hubungan dengan orang lain.
2. Mengembangkan stimulasi sensori
- Tipe: music, seni, menari.
- Aktivitas: menyediakan kegiatan, mengekspresikan perasaan.
- Tipe: relaksasi
- Aktivitas: belajar teknik relaksasi dengan cara napas dalam, relaksasi otot, dan imajinasi.
3. Mengembangkan orientasi realitas
- Tipe: kelompok orientasi realitas, kelompok validasi.
- Aktivitas: focus pada orientasi waktu,tempat dan orang, benar, salah bantu memenuhi kebutuhan.
4. Mengembangkan sosialisasi
- Tipe: kelompok remitivasi
- Aktivitas: mengorientasikan klien yang menarik diri, regresi
- Tipe: kelompok mengingatkan
- Aktivitas: focus pada mengingatkan untuk menetapkan arti positif.
Secara umum tujuan kelompok adalah :
- Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman
- Memberikan pengalaman dan penjelasan pada anggota lain
- Merupakan proses menerima umpan balik
Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok
Secara umum manfaat terapi aktivitas kelompok adalah :
- Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
- Melakukan sosialisasi.
- Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
Secara khusus manfaatnya adalah :
- meningkatkan identitas diri
- menyalurkan emosi secara konstruktif
- meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social.
Di samping itu manfaat rehabilitasinya adalah :
- Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
- Meningkatkan keterampilan sosial.
- Meningkatkan kemampuan empati.
- Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.
Macam-Macam Terapi Aktivitas Kelompok
Berikut ini adalah macam-macam terapi aktivitas kelompok yaitu:
1. Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Terapi aktifitas kelompok stimulus kognitif/persepsi adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi, menstimuli persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaptif.
Tujuan :
- Meningkatkan kemampuan orientasi realita
- Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian
- Meningkatkan kemampuan intelektual
- Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain
- Mengemukakan perasaanya
Karakteristik :
- Penderita dengan gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai-nilai
- Menarik diri dari realitas
- Inisiasi atau ide-ide negative
- Kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal, kooperatif dan mau mengikuti kegiatan
2. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi aktifitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi fasilitasi penggunaan panca indera dan kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari internal maupun eksternal.
Tujuan :
- Meningkatkan kemampuan sensori
- Meningkatkan upaya memusatkan perhatian
- Meningkatkan kesegaran jasmani
- Mengekspresikan perasaan
3. Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya dilaksanakan pada kelompok yang menghalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas maupun secara didaktik.
Tujuan :
- Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran, perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar)
- Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
- Pembicaraan penderita sesuai realita
- Penderita mampu mengenali diri sendiri
- Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat
Karakteristik :
- Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR); (halusinasi, ilusi, waham, dan depresonalisasi ) yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
- Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
- Penderita kooperatif
- Dapat berkomunikasi verbal dengan baik
- Kondisi fisik dalam keadaan sehat
4. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam lingkungan social. Sosialisasi dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis untuk :
- Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal
- Memberi tanggapan terhadap orang lain
- Mengekspresikan ide dan tukar persepsi
- Menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan
Tujuan umum :
Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang lain, mengekpresikan ide serta menerima stimulus eksternal.
Tujuan khusus :
- Penderita mampu menyebutkan identitasnya
- Menyebutkan identitas penderita lain
- Berespon terhadap penderita lain
- Mengikuti aturan main
- Mengemukakan pendapat dan perasaannya
Karakteristik :
- Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan ruangan
- Penderita sering berada ditempat tidur
- Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
- Penderita dengan harga diri rendah
- Penderita gelisah, curiga, takut dan cemas
- Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan
- Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik
5. Penyaluran energy
Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara kontruktif dimana memungkinkan penembanghan pola-pola penyaluran energi seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif dengan tanpa menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun lingkungan.
Tujuan :
- Menyalurkan energi; destruktif ke konstrukstif.
- Mengekspresikan perasaan
- Meningkatkan hubungan interpersonal
Kerangka Teoritis Terapi Aktivitas Kelompok
Berikut ini adalah kerangka teoritis terapi aktivitas kelompok yaitu:
-
Model fokal konflik
Menurut Whiteaker dan Liebermen’s, terapi kelompok berfokus pada kelompok dari pada individu. Prinsipnya terapi kelompok dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari. Pengalaman kelompok secara berkasinambungan muncul kemudian konfrontir konflik untuk penyelesaian masalah, tugas terapi membantu anggota kelompok memahami konflik dan mencapai penyelesaian konflik Menurut model ini pimpinan kelompok (leader) harus memfasilisati dan memberikan kesempatan kepada anggota untuk mengekspresikan perasaan dan mendiskusikannya untuk menyelesaiakan masalah.
-
Model komunikasi
Model komunikasi menggunakan prinsip-prinsip teori komunikasi dan komunikasi terapeutik. Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tak efektif dalam kelompok akan menyebabkan ketidak puasan anggota kelompok, umpan balik tidak sekuat dari kohesi atau keterpaduan kelompok menurun. Dengan menggunakan kelompok ini leader memfasilitasi komunikasi efektif, masalah individu atau kelompok dapat diidentifikasi dan diselesaikan Leader mengajarkan pada kelompok bahwa:
- Perlu berkomunikasi
- Anggota harus bertanggung jawab pada semua level, misalnya komunikasi verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup.
- Pesan yang disampaikan dapat dipahami orang lain
- Anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu satu dan yang lain untuk melakukan komunikasi efektif
Model ini bertujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan social anggota kelompok. Selain itu teori komunikasi membantu anggota merealisasi bagaimana mereka berkomunikasi lebih efektif. Selanjutnya leader juga perlu menjelaskan secara singkat prinsip-prinsip komunikasi dan bagaimana menggunakan didalam kelompok serta menganalisa proses komunikasi tersebut.
-
Model interpersonal
Sullivan mengemukakan bahwa tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) dagambarkan melalui hubungan interpersonal. Contoh: interaksi dalam kelompok dipandang sebagai proses sebab akibat dari tingkah laku anggota lain. Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok. Anggota kelompok ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui ini kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku social yang efektif dipelajari. Perasaan cemas dan kesepian merupakan sasaran untuk mengidentifikasi dan merubah tingkah laku/perilaku. Contoh: tujuan salah satu aktivitas kelompok untuk meningkatkan hubungan interpersonal. Pada saat konplik interpersonal muncul, leader menggunakan situasi tersebut untuk mendorong anggota untuk mendiskusikan perasaan mereka dan mempelajari konplik apa yang membuat anggota merasa cemas dan menentukan perilaku apa yangdigunakan untuk menghindari atau menurunkan cemas pada saat terjadi konflik.
-
Model psikodrama
Dengan model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota memainkan peran sesuai dengan yang perna dialami. Contoh: klien memerankan ayahnya yang dominin atau keras.
Peran Perawat Dalam Terapi Aktivitas Kelompok
Peran perawat jiwa professional dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok adalah :
1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok
Sebelum melaksanakan terapi aktivitas kelompok, perawat harus terlebih dahulu, membuat proposal. Proposal tersebut akan dijadikan panduan dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok, komponen yang dapat disusun meliputi : deskripsi, karakteristik klien, masalah keperawatan, tujuan dan landasan teori, persiapan alat, jumlah perawat, waktu pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian tugas terapis.
2. Tugas sebagai leader dan coleader
Meliputi tugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi yang terjadi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisnya kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok menetapkan tujuan dan membuat peraturan serta mengarahkan dan memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.
3. Tugas sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai anggota kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain agar dapat mengikuti jalannya kegiatan.
4. Tugas sebagai observer
Tugas seorang observer meliputi : mencatat serta mengamati respon penderita, mengamati jalannya proses terapi aktivitas dan menangani peserta/anggota kelompok yang drop out.
5. Tugas dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi
Masalah yang mungkin timbul adalah kemungkinan timbulnya sub kelompok, kurangnya keterbukaan, resistensi baik individu atau kelompok dan adanya anggota kelompok yang drop out. Cara mengatasi masalah tersebut tergantung pada jenis kelompok terapis, kontrak dan kerangka teori yang mendasari terapi aktivitas tersebut.
6. Program antisipasi masalah
Merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi keadaan yang bersifat darurat (emergensi dalam terapi) yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan terapi aktivitas kelompok.
Tahap-tahap Dalam Terapi Aktivitas Kelompok
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
-
Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
-
Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik atau kebersamaan.
1. Orientasi
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
2. Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
3. Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan siapa dirinya.
-
Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.
-
Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Terapi Aktivitas Kelompok : Pengertian, Tujuan, Manfaat, Macam, Kerangka, Peran dan Tahap Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.
The post Terapi Aktivitas Kelompok first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.
Bagaimana apakah Ulasan Tentang Terapi Aktivitas Kelompok sudah cukup untuk mengobati rasa penasaran Anda? Semoga saja demikian adanya. Terima kasih sudah meluangkan waktu mampir ke situs garenggati . blogspot . com serta membaca ulasan diatas hingga selesai. Kedepannya kami akan terus mengupdate artikel pendidikan, materi pelajaran dan informasi menarik lainnya. Untuk itu pantengin terus situs ini, kalau perlu bookmark supaya Anda mudah menemukannya lagi bila suatu saat membutuhkannya. ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Posting Komentar untuk "Pembahasan: Terapi Aktivitas Kelompok Garenggati"